[Fiksi] Bintang di Mimpiku
Hei, ada yang beda dengan malam ini, langit kota Jakarta nampak lebih hitam dari malam-malam biasanya. Dengan jelas, bintang-bintang terlihat lebih terang--dan banyak. Milky way yang biasanya tak pernah sekalipun aku temui, malam ini bahkan terlihat dengan sangat jelas. Aku meyakinkan diri bahwa aku tengah di bawah langit Jakarta, bukan sedang di kampungku atau kota lainnya. Tapi memang benar, aku sungguh-sungguh ada di bawah langit kota yang selama ini menjadi atap tempat tinggalku.
Aku tak pandai dengan ilmu perbintangan, namun aku tau dengan pasti bahwa malam ini banyak sekali gugus bintang yang terlihat. Nampaknya ini adalah malam yang sangat langka--sangat. Yang mungkin saja hanya terjadi berpuluh-puluh tahun sekali, seabad sekali, atau bahkan seumur hidup sekali, ya benar--ini hanya terjadi seumur hidupmu sekali. Bayangkan saja, selama aku di Jakarta, baru kali ini aku melihat bintang yang sebegitu banyaknya di langit Jakarta.
Tapi tunggu dulu, ada yang berubah. Lihat. Bintang-bintang yang begitu banyak tadi, seketika seperti berputar dan masuk dalam sebuah lubang yang sangat besar. Aku tak tau istilah apa yang tepat untuk menggambarkannya, apakah sebuah pusaran? Ya benar, di langit terdapat sebuah pusaran di mana bintang-bintang yang begitu banyak jumlahnya tadi terserap habis. Langit nampak sunyi, dan dalam hitungan sepersekian detik saja, astaga! Langit berpendar, bukan langit yang berpendar, tapi bintang-bintang yang tadi hilang termakan oleh sebuah lubang besar di langit, kini mereka seperti tumpah dari sebuah wadah.
"Hujan meteor."
Sebuah suara tiba-tiba saja terdengar di telingaku, aku mencari sumber suara tadi, tapi tak ada siapa pun. Oke, itu agak menakutkan pikirku. Tak mau membuang waktu untuk memikirkan suara misterius itu, saat ini hanyalah tumpahan bintang dari lubang langit Jakartalah yang menjadi fokusku, dan kalau aku boleh meminjam istilah suara misterius itu, aku saat ini sedang menikmati "hujan meteor" di langit Jakartaku.
Ah, ini sungguh luar biasa indahnya. Aku sebelumnya belum pernah melihat hujan meteor atau jangan-jangan itu adalah segerombolan malaikat yang tengah ditugaskan oleh Tuhan untuk melihat manusia? Ah, aku tak mau pusing saat ini. Yang jelas, saat ini aku sedang menikmati salah satu keajaiban alam yang jarang sekali terjadi, mungkin.
"Hujan meteor" itu seperti tidak akan ada habisnya, begitu banyak bintang yang tumpah lagi dan lagi dari lubang langit Jakarta. Tapi, pikiran itu langsung saja berubah saat langit kota perlahan berubah warna menjadi biru. Ya, ini warna langit pada sore hari dengan hembusan angin kering sebagai ciri khasnya, tapi kenapa langit tiba-tiba saja berubah? Bukankah aku tadi sedang berada di bawah langit malam kota Jakarta? Kenapa secara tiba-tiba menjadi biru? Ah, aku mulai gila.
Tapi, tunggu dulu. Ya, tunggu dulu, ada yang berubah lagi. Ada yang berbeda. Lagi.
Langit biru yang begitu bersih, bahkan aku tak melihat satu titikpun awan yang sedang bergerak, kini mulai menghitam. Menghitam, dan semakin gelap. "Ya Tuhan", pekikku lebih kepada diriku sendiri. Sebenarnya apa ini? Aku rasa aku akan semakin gila dengan apa yang tengah terjadi di depan mataku. Aku frustasi.
Aku seperti dalam kehampaan--malam. Ya, ini kembali malam. Aku melihat beberapa bintang baru terlahir, menyinarkan warna biru keputih-putihan yang aku kira itu lembut melebihi pasir di Gurun Sahara, tapi mungkin saja lebih panas dari teriknya matahari di Laut Karibia. Ah, aku tak tahu. Langit kota kembali menghitam, kembali berubah menjadi malam dengan begitu banyak bintang yang menghiasi kanvas gelapnya. "Langit kembali seperti sedia kala", pikirku. Aku kembali melihat milky way dan gugusan bintang yang aku tak tahu nama dan jumlah mereka. Langit kembali tenang.
Namun, tiba-tiba terdengar sebuah suara yang sangat memekakkan telinga. "Sangat mengganggu", pikirku. Aku mencoba untuk mencari sumber suara itu lagi, dan lagi. Tanganku meraba-raba tak tentu arah, dan sebuah benda kecil akhirnya dapat tergapai olehku--akhirnya. Itu handphoneku. Ya, ternyata itu suara yang mengganggu sejak tadi. Benda kecil yang aku pikir adalah jatuhnya meteor, benda kecil yang telah membawaku ke sini.
-----
Yaps, cerita di atas adalah mimpi yang menjadi tamu di tidurku semalam. Saat aku sampai di kantor, dan berhadapan dengan perangkat pintarku, aku langsung saja mencari tau arti dari mimpi itu. Berikut penjelasan yang aku dapat dari laman yang aku kunjungi.
Benar sekali, bintang berarti keberuntungan bagi si empunya mimpi. Kecuali mimpi melihat komet. Dan, aku tidak cukup tau apa yang aku lihat di mimpiku itu, apaka dia "komet" atau "meteor"? Apapun jawaban yang tepat, mimpi tetaplah hanya sebuah mimpi. God bless me.
credit by: tafsirmimpi.org/bintang.html
Aku tak pandai dengan ilmu perbintangan, namun aku tau dengan pasti bahwa malam ini banyak sekali gugus bintang yang terlihat. Nampaknya ini adalah malam yang sangat langka--sangat. Yang mungkin saja hanya terjadi berpuluh-puluh tahun sekali, seabad sekali, atau bahkan seumur hidup sekali, ya benar--ini hanya terjadi seumur hidupmu sekali. Bayangkan saja, selama aku di Jakarta, baru kali ini aku melihat bintang yang sebegitu banyaknya di langit Jakarta.
Tapi tunggu dulu, ada yang berubah. Lihat. Bintang-bintang yang begitu banyak tadi, seketika seperti berputar dan masuk dalam sebuah lubang yang sangat besar. Aku tak tau istilah apa yang tepat untuk menggambarkannya, apakah sebuah pusaran? Ya benar, di langit terdapat sebuah pusaran di mana bintang-bintang yang begitu banyak jumlahnya tadi terserap habis. Langit nampak sunyi, dan dalam hitungan sepersekian detik saja, astaga! Langit berpendar, bukan langit yang berpendar, tapi bintang-bintang yang tadi hilang termakan oleh sebuah lubang besar di langit, kini mereka seperti tumpah dari sebuah wadah.
"Hujan meteor."
Sebuah suara tiba-tiba saja terdengar di telingaku, aku mencari sumber suara tadi, tapi tak ada siapa pun. Oke, itu agak menakutkan pikirku. Tak mau membuang waktu untuk memikirkan suara misterius itu, saat ini hanyalah tumpahan bintang dari lubang langit Jakartalah yang menjadi fokusku, dan kalau aku boleh meminjam istilah suara misterius itu, aku saat ini sedang menikmati "hujan meteor" di langit Jakartaku.
Ah, ini sungguh luar biasa indahnya. Aku sebelumnya belum pernah melihat hujan meteor atau jangan-jangan itu adalah segerombolan malaikat yang tengah ditugaskan oleh Tuhan untuk melihat manusia? Ah, aku tak mau pusing saat ini. Yang jelas, saat ini aku sedang menikmati salah satu keajaiban alam yang jarang sekali terjadi, mungkin.
"Hujan meteor" itu seperti tidak akan ada habisnya, begitu banyak bintang yang tumpah lagi dan lagi dari lubang langit Jakarta. Tapi, pikiran itu langsung saja berubah saat langit kota perlahan berubah warna menjadi biru. Ya, ini warna langit pada sore hari dengan hembusan angin kering sebagai ciri khasnya, tapi kenapa langit tiba-tiba saja berubah? Bukankah aku tadi sedang berada di bawah langit malam kota Jakarta? Kenapa secara tiba-tiba menjadi biru? Ah, aku mulai gila.
Tapi, tunggu dulu. Ya, tunggu dulu, ada yang berubah lagi. Ada yang berbeda. Lagi.
Langit biru yang begitu bersih, bahkan aku tak melihat satu titikpun awan yang sedang bergerak, kini mulai menghitam. Menghitam, dan semakin gelap. "Ya Tuhan", pekikku lebih kepada diriku sendiri. Sebenarnya apa ini? Aku rasa aku akan semakin gila dengan apa yang tengah terjadi di depan mataku. Aku frustasi.
Aku seperti dalam kehampaan--malam. Ya, ini kembali malam. Aku melihat beberapa bintang baru terlahir, menyinarkan warna biru keputih-putihan yang aku kira itu lembut melebihi pasir di Gurun Sahara, tapi mungkin saja lebih panas dari teriknya matahari di Laut Karibia. Ah, aku tak tahu. Langit kota kembali menghitam, kembali berubah menjadi malam dengan begitu banyak bintang yang menghiasi kanvas gelapnya. "Langit kembali seperti sedia kala", pikirku. Aku kembali melihat milky way dan gugusan bintang yang aku tak tahu nama dan jumlah mereka. Langit kembali tenang.
Namun, tiba-tiba terdengar sebuah suara yang sangat memekakkan telinga. "Sangat mengganggu", pikirku. Aku mencoba untuk mencari sumber suara itu lagi, dan lagi. Tanganku meraba-raba tak tentu arah, dan sebuah benda kecil akhirnya dapat tergapai olehku--akhirnya. Itu handphoneku. Ya, ternyata itu suara yang mengganggu sejak tadi. Benda kecil yang aku pikir adalah jatuhnya meteor, benda kecil yang telah membawaku ke sini.
-----
Yaps, cerita di atas adalah mimpi yang menjadi tamu di tidurku semalam. Saat aku sampai di kantor, dan berhadapan dengan perangkat pintarku, aku langsung saja mencari tau arti dari mimpi itu. Berikut penjelasan yang aku dapat dari laman yang aku kunjungi.
Berikut ini adalah tafsir / arti / makna mimpi mengenai "Bintang":Bermimpi melihat bintang di langit dengan bentuk yang bermacam-macam. Artinya, segala kebutuhan kita akan terpenuhi. Berati juga kita harus bekerja keras dan selalu berdoa kepada Tuhan agar sukses.Bermimpi melihat bintang di langit. Artinya, akan memperoleh pengetahuan yang baik.Bermimpi melihat bintang turun di rumah. Artinya, akan memperoleh rezeki yang halal.Bermimpi melihat bintang-bintang di langit yang cerah. Artinya, segala keperluan kecukupan akan terpenuhi.Bermimpi melihat komet atau bintang berekor. Artinya, akan terjadi kerusuhan.Bermimpi melihat meteor atau bintang jatuh. Artinya, keinginan terbesar akan terkabul.
Benar sekali, bintang berarti keberuntungan bagi si empunya mimpi. Kecuali mimpi melihat komet. Dan, aku tidak cukup tau apa yang aku lihat di mimpiku itu, apaka dia "komet" atau "meteor"? Apapun jawaban yang tepat, mimpi tetaplah hanya sebuah mimpi. God bless me.
credit by: tafsirmimpi.org/bintang.html
Komentar
Posting Komentar