Sebuah Pesan Kecil
Bahagia--sedih
Dua rasa yang berseberangan itu sesaat saling melebur
Ketika kau mengirimkan sebuah pesan kecil
Mengisahkan gundahmu dengan aksara lirih
Aku merinduimu
Seperti kerinduan malam akan bintang
Pun kerinduan loka akan siang
Berkali
Telah berpuluh kali aku memilih pergi
Dari harimu, dari alam pikirmu, dan dari hidupmu
Tetapi
Saat langkah ini telah bersimpai dengan jarak
Panggilmu selalu menuntunku kembali
Meleburkan jarak yang telah aku tapaki dengan susah hati
Aku bahagia
Ketika duka mencumbui harimu
Kau selalu datang padaku
Aku bahagia
Ketika lupa mengakrabi hariku
Kau selalu kembali dalam tarian-tarian rindu
~iyasCovery
------------------
Sebuah puisi untuk seorang sahabat yang sayapun tak tahu dimana saat ini dia berpijak. Sebuah puisi yang atau lebih tepatnya sebuah rangkaian kata ngawur untuknya, ketika dia mengirimkan sebuah pesan kecil yang menceritakan keluh kesahnya. Pesan yang datang setelah beberapa hari sebelumnya kami berdua beku dalam bisu.
Tempat dunia kami bertemu adalah ruang semu, bukan dunia yang sama ketika aku menuliskan puisi amatir ini untuknya, bukan pula dunia yang ketika resah selalu menyapa di hari-hariku yang tanpa dia.
Sahabat, semoga di belahan bumi tempatmu berpijak sana, kau akan selalu baik-baik saja.
Dua rasa yang berseberangan itu sesaat saling melebur
Ketika kau mengirimkan sebuah pesan kecil
Mengisahkan gundahmu dengan aksara lirih
Aku merinduimu
Seperti kerinduan malam akan bintang
Pun kerinduan loka akan siang
Berkali
Telah berpuluh kali aku memilih pergi
Dari harimu, dari alam pikirmu, dan dari hidupmu
Tetapi
Saat langkah ini telah bersimpai dengan jarak
Panggilmu selalu menuntunku kembali
Meleburkan jarak yang telah aku tapaki dengan susah hati
Aku bahagia
Ketika duka mencumbui harimu
Kau selalu datang padaku
Aku bahagia
Ketika lupa mengakrabi hariku
Kau selalu kembali dalam tarian-tarian rindu
~iyasCovery
------------------
Sebuah puisi untuk seorang sahabat yang sayapun tak tahu dimana saat ini dia berpijak. Sebuah puisi yang atau lebih tepatnya sebuah rangkaian kata ngawur untuknya, ketika dia mengirimkan sebuah pesan kecil yang menceritakan keluh kesahnya. Pesan yang datang setelah beberapa hari sebelumnya kami berdua beku dalam bisu.
Tempat dunia kami bertemu adalah ruang semu, bukan dunia yang sama ketika aku menuliskan puisi amatir ini untuknya, bukan pula dunia yang ketika resah selalu menyapa di hari-hariku yang tanpa dia.
Sahabat, semoga di belahan bumi tempatmu berpijak sana, kau akan selalu baik-baik saja.
Komentar
Posting Komentar