Sajak Seorang Anak
Pagi ini,
Remuk tulang terasa di sekujur badan
Memar di setiap inci kulit makin membiru
Bekas tapak tangan Ayah masih jelas perihnya
Dan, cacian kata sumbang masih mengena jelas di kedalaman jiwa
Remuk tulang terasa di sekujur badan
Memar di setiap inci kulit makin membiru
Bekas tapak tangan Ayah masih jelas perihnya
Dan, cacian kata sumbang masih mengena jelas di kedalaman jiwa
Aku, anaknya
Tak lebih hanya seongok daging di matanya
Dan dia, sosok setan yang menjelma dalam wujud wanita
Yang kini harus kupanggil Ibu
Tertawa tanpa malu di setiap pukul yang melayang ke arahku
Tak lebih hanya seongok daging di matanya
Dan dia, sosok setan yang menjelma dalam wujud wanita
Yang kini harus kupanggil Ibu
Tertawa tanpa malu di setiap pukul yang melayang ke arahku
Jiwaku merana
Batinku meronta
Raga yang telah kukuatkan mulai melemah
Batinku meronta
Raga yang telah kukuatkan mulai melemah
Apakah harus kuakhiri saja?
Dengan menggantungkan tubuh ini pada seutas tali
Atau, mungkin dengan memotong jalur nadi di pergelangan kiri
Dengan menggantungkan tubuh ini pada seutas tali
Atau, mungkin dengan memotong jalur nadi di pergelangan kiri
"Sajak Seorang Anak", adalah sebuah puisi yang sebelumnya telah saya publish di blog saya yang lainnya, klik di sini apabila teman-teman ingin melihatnya.
~IyasCoveRy
Komentar
Posting Komentar