[Ulasan Buku] - Landline
Judul: Landline | Penerbit: Spring
Penulis: Rainbow Rowell | Penyunting: M. R. Prajna Pramudita
Jumlah Hlm.: 372 hlm | Cetakan pertama, April 2016
ISBN: 978-602-74322-1-5 | Rating
Buku: 4/5
“Seseorang telah memberi sebuah telepon ajaib untuk
Georgie, dan satu-satunya yang ingin ia lakukan dengan telepon itu adalah
begadang sambil mengobrol dengan pacar lamanya. Kalau mereka memberinya mesin
waktu sungguhan, mungkin Georgie akan menggunakannya untuk berpelukan dengan
Neal. Biar orang lain saja yang membunuh
Hitler.” (Hlm. 316)
JIKA KAU PUNYA KESEMPATAN KEDUA UNTUK
CINTA, APA KAU AKAN MENGAMBIL KEPUTUSAN YANG SAMA?
Sebagai mesin waktu, sebuah telepon
ajaib tidak terlalu berguna. Penulis acara TV Georgie McCool tidak bisa
benar-benar mengunjungi masa lalu—satu-satunya yang bisa ia lakukan hanya
meneleponnya, dan berharap masa lalunya menjawab.
Dan berharap pria itu menjawab.
Karena begitu Georgie sadar ia
memiliki telepon ajaib yang bisa menghubungi masa lalu ia hanya ingin
memulihkan hubungannya dengan sang suami, Neal.
Mungkin Georgie bisa memperbaiki
berbagai hal di masa lalu mereka yang sepertinya sudah tidak bisa diperbaiki
di masa sekarang. Mungkin telepon konyol ini memberi Georgie kesempatan untuk
mengulang semua dari awal lagi…
Apa Georgie ingin mengulang semua
dari awal?
|
Landline,
adalah novel ketiga yang saya baca dari Rainbow Rowell setelah Fangirl dan
Attachment. Novel yang menceritakan kisah kehidupan suami istri, Georgie dan
Neal. Rumah tangga yang telah berusia 15 tahun ini ternyata tidak cukup
menjamin semuanya akan baik-baik saja. Apa yang menjadi akar permasalahan
mereka bukan suatu hal yang baru, bahkan apa yang memberatkan mereka telah
ada sedari awal pernikahan ini terbentuk.
Georgie
sebagai tokoh utama dalam novel ini adalah seorang istri dengan jenjang karir
yang menjanjikan. Ketika sebuah kesempatan besar datang dan membuatnya
semakin dekat dengan apa yang selama ini menjadi cita-citanya, keadaan di
sekitarnya atau bahkan dirinya sendiri berada pada keadaan yang tidak baik.
Hal
ini berawal pada saat Georgie menyampaikan kepada suaminya, Neal, bahwa pada
liburan natal yang telah mereka rencanakan dengan mengunjungi orang tua Neal
di Omaha nampaknya tidak bisa dilakukan. Alasan dari apa yang Georgie
sampaikan adalah selama sembilan hari penuh selama liburan natal, Georgie
harus tetap di LA untuk menyelesaikan pilot
episode program bersamanya dengan Seth, sahabatnya sekaligus rekan
kerjanya sedari musim pertama perkuliahannya.
Georgie
memberikan solusi agar liburan ke Omaha bisa dilakukan setelah dia
menyelesaikan apa yang harus ia selesaikan, dan Alice (anak pertamanya) bisa
mengambil cuti beberapa hari untuk sekolahnya. Apakah Neal setuju? Jawabannya
adalah, pada pagi harinya Neal bersama kedua anaknya, Alice dan Noomi, tetap
pergi bertolak ke Omaha, rumah orang tua Neal.
Awalnya
Georgie mengira semuanya akan baik-baik saja. Sembilan hari bukanlah waktu
yang panjang, Neal bersama kedua anaknya akan baik-baik saja, dia akan
menyelesaikan pilot episode dengan
Seth dan semuanya berjalan lancar, dan pada akhirnya dia akan bertemu kembali
dengan suami dan anak-anaknya.
Semuanya
terasa salah, ketika Neal tak lagi menjawab telepon-telepon Georgie, selalu
ada alasan sehingga Neal tidak berada dekat dengan telepon selulernya. Dari
sinilah Georgie merasa gelisah dan tidak lagi menaruh perhatian penuh pada
pekerjaannya, dan tentu saja hal ini membuat Seth kalang kabut. Jika Georgie
tidak dalam keadaan baik, lalu bagaimana dengan pekerjaannya?
Rumah
besar yang gelap dan sepi akan selalu menunggu kedatangan Georgie, hal ini
membuat Georgie semakin merasa kesepian atau kehilangan Neal. Maka dari itu,
Georgie memutuskan untuk sementara tinggal di rumah ibunya. Dan, di sinilah
keajaiban bermula.
Sebuah
telepon kuning, telepon yang dulunya menjadi penghubung Georgie dan Neal muda
semasa pacaran, yang terletak di kamar Georgie membawa sebuah keajaiban atau
bahkan harapan baru bagi Georgie untuk memperbaiki apa yang telah terjadi
dalam kehidupannya. Butuh akal sehat untuk memahami semuanya, dan Georgie
dalam keadaan seperti saat ini beranggapan bahwa dirinya telah gila dan mulai
berhalusinasi. Bagaimana tidak? pria yang dalam beberapa hari ini ia hubungi
bukanlah suaminya, atau lebih tepatnya adalah pria yang belum menjadi
suaminya—dia adalah Neal muda, Neal lima belas tahun yang lalu, Neal yang
masih berusia 22 tahun. Lantas, apakah dengan berbicara dengan Neal muda akan
mengubah semuanya? Akankah memperbaiki apa yang dirasanya salah? Semuanya
akan terjawab dalam novel setebal 372 halaman ini.
*
|
Rowell
selalu berhasil membuat saya jatuh cinta dengan tokoh-tokoh yang ia ciptakan,
jika ada vote dan menanyakan tokoh
pria siapa yang menjadi favorit saya, tentu saja jawabannya adalah Neal.
Rowell menciptakan Neal tidak dengan gambaran yang sempurna, malah sebaliknya
karakter Neal adalah sosok yang memerlukan penalaran ekstra sehingga kita
dapat memahami apa yang ia mau. Neal adalah sosok yang selalu ada untuk
Georgie, sosok yang akan selalu menjadi pengingat Georgie atas ide-ide
mendadak Georgie yang muncul di tengah-tengah tidurnya, ya, di sinilah Neal
akan selalu mengingatnya untuk Georgie.
Dalam
Landline, Neal merupakan seorang stay at home dad, dia
menggantikan tugas-tugas Georgie untuk mengasuh anak-anak mereka, menyiapkan
makan malam, mengantar ke sekolah, dan semua tugas rumah tangga lainnya, Neal
adalah orang yang bertanggung jawab penuh untuk urusan rumah mereka.
Sedangkan
Georgie, dia adalah sosok yang bisa dikatakan sebagai breadwinner dalam
rumah tangganya. Hal ini bukan berarti Neal tidak pernah bekerja sama sekali,
tidak semacam itu. Keputusan Neal untuk mengurus rumah dan membiarkan Georgie
tetap menjalani karirnya tidak lain berawal pada ketakutan dan kekhawatiran
Georgie mengenai bagaimana mereka bisa mengasuh anak tanpa harus
menitipkannya kepada orang lain. Dirasa gaji Neal tidak cukup besar untuk
meng-cover kebutuhan rumah tangga mereka, maka begitulah Neal
mengalah dan memutuskan untuk keluar dari tempatnya bekerja.
Georgie
muda adalah seorang wanita yang cantik dan ramping, namun ketika dia telah
menjadi ibu yang melahirkan dua anak, penampilan bukanlah hal yang ia
perhatikan lagi. Berbeda dengan Neal, sosok chubby yang
dibilang mirip hobbit oleh Seth ini, bahkan semakin memikat pada usianya yang
tak semuda dulu.
Hal
lain yang membuat saya menyukai novel ini adalah, Rowell berhasil memberikan
kesan humor tanpa harus terlihat dipaksakan. Bahkan, kalimat-kalimat yang
disampaikannya secara sekilas tidak ingin memberikan efek humor, tetapi
ketika saya membacanya dan mengimajinasikannya, BUMMPPP! Tak jarang saya dibuatnya tertawa lepas tanpa sempat
mengendalikannya.
”Selama
dua puluh mnenit berikutnya, Georgie merasa seperti tokoh wanita dalam film
komedi romantis. Ia bahkan sudah memilih lagu apa yang akan diputar sebagai music
latarnya—Kenny Loggins menyanyikan secara live
lagu ‘Celebrate Me Home’ yang megah
dan penuh kemenangan.” (Hlm. 331)
Jangan
salah, bagian tersebut adalah termasuk pada bagian-bagian penting dalam novel
ini, dan Georgie masih saja bisa berpikiran seperti itu. Dan saya? Ya,
setelah selesai membaca paragraf di atas, saya langsung mencarai lagu yang
dimaksud Georgie dan mendengarkannya—akhirnya saya mendengrkan lagu-lagu
Kenny Loggins satu album penuh.
Tak
hanya humor, Rowell juga berhasil memberikan ramuan romantis dalam novelnya.
Neal, meskipun dia dikenal dengan karakter yang dingin dan susah ditebak, tak
jarang melakukan hal-hal yang bisa membuat hati wanita leleh, seperti pada
pernyataan yang ia sampaikan kepada Georgie bahwa Georgie tak perlu cemburu
dengan mantan tunangan Neal yang tak lain juga merupakan tetangga dekat
rumahnya.
“Georgie.
Kau tidak boleh cemburu pada Dawn—itu seperti matahari cemburu pada bohlam.”
(Hlm. 195)
Bagaimana?
Romantis bukan?
**
|
Isu
yang menjadi perhatian saya dalam novel ini adalah mengenai pembagian peran
oleh kedua tokoh dalam kehidupan rumah tangga mereka. Neal yang akhirnya
mengambil peran stay at home dad, dan Georgie yang berperan
sebagai breadwinner—merupakan konsep kehidupan berumah tangga
yang pada masa modern ini telah bisa ditemui di sekitar kita, meskipun hal
ini masih terlihat tabu untuk orang-orang di luar lingkup rumah tangga
mereka. Dan apakah hal ini membuat pihak suami kehilangan power?
Dra.
Agustine Sukarian Basri, Msi. berpendapat, fenomena alpha wife sebenarnya tidak semata-mata ingin membalik peran
suami dengan istri. Sebagai lanjutannya, beliau berpendapat bahwa bekerja
atau tidak bekerja di luar rumah, suami dan istri sebenarnya harus
bersama-sama terlibat dalam urusan rumah tangga dan anak. Selain itu, alpha wife bukan berarti si istri bisa
mendominasi suami dan rumah tangga—tetapi, stereotype di masyarakat telah terlalu mendarah daging, bahwa
pihak yang menjadi breadwinner adalah pihak yang mempunyai
dominasi penuh dan lebih berkuasa daripada pihak yang lainnya, sungguh sebuah
anggapan yang teramat fatal.
***
|
Jika
tokoh-tokoh dalam Landline dikomparasikan dengan tokoh-tokoh lain di novel
Rowell yang lain, baiklah, saya akan membandingkannya dengan
Attachment—karena Attachment secara garis besar dan konten novel mempunyai
segmen yang sama dengan Landline.
Georgie VS Beth—saya memilih Beth, kenapa? Meskipun
keduanya mempunyai karakter yang kuat, Beth lebih lovable untuk saya. Beth adalah seorang kritikus film (pekerjaan
yang membuat saya iri), dan hal ini tentu saja membuat pengetahuannya soal
dunia perfilman sangat luas. Beth digambarkan sebagai pribadi yang tegar,
lucu, dan yang paling saya suka adalah—Beth Cerdas!
Neal VS Lincoln—saya memilih Neal, ini terlalu
subjektif, karena saya menyukai pria yang mahir menggambar atau melukis, at
least saya akan menjadi salah satu objeknya. Tetapi, jika
dibandingkan antara keduanya, saya tidak bisa memilih, karena teramat jatuh
cinta dengan Levi.
Perihal
Levi—dua tokoh utama dalam Fangirl, yakni Levi dan Cath akan kita temui pada
beberapa halaman terakhir dalam Landline. Secara khusus, Rowell menyelipkan
keduanya sebagai cameo istimewa untuk menolong Georgie sehingga
bisa menyelesaikan masalahnya dengan Neal.
****
|
"Kita
akan buat arti 'cukup' bagi diri kita sendiri."
Rindu
dengan Levi dan Cath? Dan penasaran dengan kisah Georgie dan Neal dalam
menjalani kehidupan rumah tangga mereka? Maka, sempatkanlah waktu teman-teman
pembaca lainnya untuk merampungkan novel setebal 372 halaman ini.
Selamat
membaca!
~Primum Esse, tum Philosophari~
|
Dan rowell selalu menjadikan sosok yang 'tidak begitu rupawan' atau 'tidak begitu sempurna' justru menjadi pusat perhatian. Jadi, tidak melulu soal lelaki tampan yang kece seperti Seth yang dikagumi, tapi cowok chubby seperti Neal bisa dapat posisi yang ekstra di hati pembaca. Sukaaa sekali dengan novel ini.
BalasHapus