[Resensi Film] - Suicide Squad (2016)
Sumber: Google Image |
Penulis: David Ayer | Produser:
Charles Roven, Richard Suckle
Penulis: David Ayer | Based on: Karakter dalam DC Comics
Pemain: Will Smith, Jared Leto, Margot
Robbie, Joel Kinnaman, Viola Davis, Jai Courtney, Jay Hernandez, Adewale
Akinnuoye-Agbaje, Ike Barinholtz, Scott Eastwood, Cara Delevingne | Rumah Produksi:
DC Entertainment, RatPac-Dune Entertainment, Atlas Entertainment | Distribusi:
Warner Bross Picture | Durasi: 123 Menit | Rating: 3/5
"It's taken me some time, but I finally have them. The worst of the worst." - Amanda Waller
Kalimat di atas adalah potongan dari
pernyataan Amanda Waller (petinggi agensi pemerintahan Amerika) dalam sebuah
pertemuan untuk mencari jalan keluar atas permasalahan yang sedang di hadapi
oleh Amerika, yakni keamanan negara dan Presiden AS. Amanda menawarkan solusi
yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh pejabat lainnya, ya, dia menawarkan para
penjahat yang paling berbahaya untuk mengamankan negara dari ancaman teroris
(?) Sebuah ide yang menarik dan sensasional, maka tak heran jika pada awalnya
beberapa rekannya nampak tidak setuju dengan rencananya ini.
Adalah Deadshot, Harley Quinn, Killer Croc,
Captain Boomerang, Enchantress, El Diablo, dan Slipknot—dan diawasi oleh Rick
Flag dibantu dengan bodyguard-nya
Katana, merupakan tim rahasia yang dinamai Task
Force X atau selanjutnya menjadi Suicide
Squad karena ancaman yang dihadapi oleh mereka memang sedikit tak masuk
diakal, jadi Suicide Squad adalah nama yang sekiranya paling pas.
Saya bukanlah penggemar komik, jadi saya
bukan termasuk orang yang menunggu film ini karena rasa penasaran dengan
ekspektasi tinggi ingin melihat villain-villain
yang biasanya saya bisa temui di komik kini dihidupkan di layar kaca, sekali
lagi bukan. Jadi, apapun yang saya temukan di dalam film ini adalah semuanya
baru, dari jalan cerita dan apapun itu, kecuali informasi minim yang saya
kantongi bahwa mereka-mereka ini adalah para penjahat yang berada di bawah
naungan komik DC, selain itu tokoh The Joker-lah yang saya tau dari jajaran
karakter yang berada di dalam film ini.
Sebagai penonton, ketika melihat film ini
saya cukup atau bahkan lebih dari cukup untuk merasa terhibur. Melalui aksi
yang bertubi-tubi disuguhkan khas film superhero, film ini bisa memukau saya,
bagaimana tidak? Lewat Deadshot yang dengan lihai memainkan segala jenis
senjata api yang dimilikinya untuk menghadapi lawan-lawannya, atraksi teatrikal
yang diperlihatkan oleh Harley, dan suguhan-suguhan aksi lainnya yang cukup
bisa membuat saya bergumam, “Wih”. Jadi, menurut saya film ini cukup menghibur.
Karena saya tidak mengikuti serial komik
DC, jadi saya tidak tahu bagaimana alur cerita yang akan terbentuk dari awal
atau kira-kira siapa lawan yang akan mereka hadapi. Cukup tercengang ketika
Enchantress kabur dari pengawasan Flagg dan bersekutu dengan kakaknya, “oh,
jadi musuhnya Enchantress”, pernyataan ‘oh’ saya ini karena pada awal film saya
mengira bahwa kelompok Task Force X ini akan menghadapi teroris yang paling
tidak akan meninggalkan kesan terror luar biasa bagi Amerika, bukannya Ecnhantress
yang tiba-tiba membelot.
Jika di luar sana begitu banyak kritik
negatif atas ketidakpuasan akan film ini, saya tidak bisa berkomentar atau
menanggapi, bagaimana tidak? Karena saya juga tidak mempunyai ekspektasi
apa-apa terhadap film ini, karena Suicide Squad bagi saya cukup menghibur dan
mampu memberikan kesan humor yang pas jadi kritik-kritik negative tersebut
bukan suatu hal yang harus saya pikirkan. Selain itu, menurut saya penyelemat
film ini dari saya adalah daftar soundtrack
yang berada di balik film ini—sebut saja Eminem, Twenty One Pilots, Panic! At
The Disco, Kehlani, kolaborasi (Imagine Dragons, Lil Wayne, Logic, Ty Dolla
Sign, dan Wiz Khalifa), dll, mampu menarik perhatian tersendiri bagi para
penonton—dan tentu saja membuat kita tahu bahwa sang sutradara mempunyai taste yang bagus untuk musik pengiring
film yang digarapnya ini.
Selain itu, penyelamat lain dari Suicide
Squad adalah tentu saja dari kualitas pemain yang mengisi film ini. Deretan aktor
dan artis ternama ikut andil secara signifikan dalam produksi film ini, sebut
saja Jared Leto (peraih Academy Awards 2014 untuk kategori Best Supporting Actor lewat filmnya Dallas Buyers club) yang membawa sentuhan baru untuk karakter The Joker yang dimainkannya, Will Smith
(peraih Hollywood Film Awards 2015 untuk
kategori Best Actor lewat filmnya Concussion), Viola Davis (peraih Critics’ Choice Award 2011 untuk
kategori Best Actress melalui
perannya sebagai Aibileen Clark dalam The
Help) di sini ia berhasil membuat penonton merasa gemas dengan karakternya,
dan tentu saja Margot Robbie (peraih Empire
Awards 2014 untuk kategori Best
Female Newcomer lewat film The Wolf
of Wall Street) adalah salah satu pencuri perhatian dari para penonton
lewat eksekusinya sebagai Harley Quinn yang sangat brilian, sudah pasti para
penonton Suicide Squad akan mengidolakan sosok Harley Quinn.
Lalu, apakah saya merekomendasikan film
ini? Ya, film ini cukup saya rekomendasikan bagi teman-teman yang menyukai film
action berbalut komedi untuk mengisi waktu luang di sela-sela kesibukan—karena seperti
yang telah saya sebutkan di atas, film ini cukup menghibur.
“But we almost pulled it off despite what everybody thought. Worst part of it is they're going to blame us for the whole thing. They can't have people knowing the truth. We're the patsies; the cover up. Don't forget, we're the bad guys.” – Floyd Lawton