[Impresi] - Mengenal Ismail Marzuki Melalui Musik The Professor Band (TPB)
Sumber Gambar: Google Image |
Siapa yang tidak mengenal Raisa, Afgan, atau Kunto
Aji? Baiklah, mari kita bergeser ke lini indie—sebut saja Payung Teduh, Efek
Rumah Kaca, ataupun Frau—kebanyakan pendengar musik tanah air pastilah sudah
akrab dengan nama-nama yang telah saya sebutkan di atas. Lalu, bagaimana dengan
The Professor Band? Adakah yang
pernah mengenal nama ini selain mahasiswa Universitas Indonesia? Baiklah, mari
kita berkenalan dengan grup musik yang personelnya bukan orang sembarangan ini.
The Professor
Band, adalah grup musik yang beranggotakan para profesor atau bisa disebut
juga guru besar di Universitas Indonesia dengan latar belakang ilmu yang
berbeda. Sebenarnya, grup musik ini sudah dibentuk dari tahun 2003 silam, akan
tetapi baru setahun ini saya tahu ada grup musik asik yang personelnya juga tak
kalah keren dari jenis musik yang ditawarkan. Meskipun awalnya grup ini
dibentuk hanya untuk kalangan khusus saja, akan tetapi seiring dengan
berjalannya waktu The Professor Band akhirnya juga memutuskan untuk tampil di acara-acara
besar yang sering meramaikan dunia permusikan tanah air, seperti Java Jazz,
Jakarta Jazz Festival, dan sebelumnya saya juga pernah melihat grup ini
meramaikan panggung salah satu stasiun televise swasta Indonesia pada acara
ulang tahun stasiun TV tersebut—bahkan, The Professor Band ini juga pernah tampil di Belanda
dan India—saya rasa hal ini menunjukkan bahwa The Professor Band cukup konsisten dengan apa yang tengah mereka
mainkan.
Pertemuan saya dengan grup musik ini juga terjadi
secara tidak sengaja, yakni saat saya memutar lagu dari Hendri Rotinsulu di
aplikasi musik streaming, karena
aplikasi tersebut mempunyai fitur yang memberikan informasi menganai penyanyi
lainnya yang mempunyai kesamaan genre dengan musik yang tengah kita putar, maka
di saat itulah saya mendapat suggest dan
menemukan nama The Professor Band.
Tertarik dengan nama grup-nya, akhirnya saya mencoba untuk mendengarkan lagu-lagu
mereka. Sebenarnya lagu-lagu yang mereka bawakan tak asing di telingan saya,
karena dari dulu memang saya mempunyai minat tersendiri dengan musik-musik yang
terkesan old school, bukan untuk
gaya-gayaan, tapi memang sepertinya musik jenis ini sudah tersimpan dalam alam
bawah sadar saya dan tinggal di-recall saja.
Lagu pertama yang saya dengar dari The Professor Band adalah Sepasang Mata
Bola yang diciptakan oleh Ismail Marzuki.
Dan memang benar, The Professor Band
menjadikan Sepasang Mata Bola lebih asik didengar—hal ini bukan berarti versi
aslinya tak asik di dengar—hanya saja melalui The Professor Band, lagu ini lebih easy listening dan bisa diterima dengan mudah oleh telinga
pendengar musik tanah air yang sebagiannya adalah generasi muda yang lebih
memilih musik asik versi mereka.
Sepasang Mata Bola adalah salah satu lagu dalam album
Seribu Satu Malam yang dirilis pada
tahun 2015. Lagu-lagu ini berisikan lagu gubahan dari salah satu komponis
legendaris Indonesia, Ismail Marzuki.
Tujuan dari pembuatan album ini pun sebenarnya cukup sederhana namun sulit
untuk bisa dilakukan oleh semua orang, yakni untuk mengenalkan kembali
sekaligus melestarikan lagu-lagu beraliran pop-klasik di tengah maraknya
lagu-lagu pop yang cepat popular di kalangan generasi muda masa kini.
Seperti yang kita ketahui, Ismail Marzuki adalah salah satu komponis besar yang kita miliki.
Namanya kini diabadikan sebagai salah satu pusat kesenian di Jakarta, yakni Taman Ismail Marzuki atau yang lebih
akrab dengan sebutan TIM. Lewat
kejeniusannya dalam bermusik, Ismail
Marzuki menghasilkan banyak karya yang sampai saat ini tak akan mati dari
ruang dengar kita. Bagaimana tidak? Sebut saja Rayuan Pulau Kelapa, yang merupakan salah satu lagu wajib dan kerap
kita nyanyikan pada upacara bendera di hari senin, jika teman pembaca lainnya
tergabung dalam kelompok kor sekolah, tak diragukan lagi pasti mengahafal lagu
ini dengan baik. Atau lagu lainnya, seperti Gugur Bunga, yang sering dinyanyikan atau kita dengar jika pada
momen-momen tertentu terdapat salah satu orang berpengaruh di negara kita
berpulang—lebih dari itu, lagu Gugur
Bunga, menurut pendapat saya secara subjektif dan mungkin teman lainnya
juga berpendapat sama, bahwa lagu ini mempunyai daya magis tersendiri, sehingga
siapa orang yang menyanyikan akan terhanyut pada suasana haru.
Kembali kepada The
Professor Band, jika tujuan mereka untuk mengenalkan atau mengingatkan kembali
sosok Ismail Marzuki melalui album Seribu Satu Malam—maka saya kira hal
ini cukup berhasil. Di dalam album tersebut terdapat 11 lagu yang kesemuanya
merupakan ciptaan Ismail Marzuki. Dan kesebelas lagu tersebut adalah:
1. Aryati – Version 1
2.
Wanita
3.
Sabda Alam
4.
Sepasang Mata Bola
5.
Rindu Lukisan
6.
Indonesia Pusaka
7.
Melati di Tapal Batas
8.
Payung Fantasi
9.
Aryati
10.
Bunga Anggrek
11. Juwita Malam
Baiklah, jika teman pembaca lainnya tertarik dengan
lagu-lagu gubahan Ismail Marzuki yang di-rearrange oleh The Professor Band, bisa mendengarkan lagu-lagu tersebut di sini.
Selamat kembali pada masing-masing ruang dengar.
Thaks ia, bisa bernostalgia nih ....
BalasHapusSama-sama, Kak.
HapusBenar sekali, yang sudah terbiasa dengan lagu2 di atas bisa bernostalgia kembali. ^^