Asmaragama
Senja menua, malam kembali muda
Pada desir hawa kelam yang dingin
Meninggalkan gigil tiada peri
Ragaku jatuh pada dekap hangat
Gerayah lembut menelusup pada celah kerapuhan
Jari dengan belai-belainya bertahta pada kepasrahan
Pelan membawaku pergi jauh dari nyatanya rat
Kecup hangatnya sekilas membawa damai
Menyisakan gigit kecil pada tiap inci yang terjamah
Mejelma noda biru pada basah bibir yang disarangkan
Aku berharap,
Pada kedalaman harap tiada dasar
Agar waktu sudi untuk sekedar beku
Inginku tak muluk
Hanya berharap nikmat tiada batas ini akan tetap terasa
Pada tiap inci kulitku
Pada tiap hela napasku
Pada kedalaman jiwa yang gersang karena lama penantian
Pada diri yang telah akrab dengan sepi
Komentar
Posting Komentar