[Giveaway] - The Girl on Paper, bersama Penerbit Spring
The Girl on Paper, novel yang ditulis oleh Guillaume Musso ini mempunyai cerita yang unik dan sangat sayang jika dilewatkan, ulasan lengkapnya ada pada tautan ini.
Jika teman pembaca ingin mengikuti perjalanan Tom Boyd, Billie, Milo, dan Carole--kalian bisa mengikuti giveaway yang saya adakan bersama dengan Penerbit Spring. Yuk, cek syarat-syaratnya:
- Follow akun twitter @penerbitspring dan @iyasCoveRy
- Follow akun instagram @penerbitspring dan @iyascovery
- Bagikan info giveaway ini dan tautan ulasan buku The Girl on Paper di akun media sosial teman-teman, dengan memberikan mention kepada saya, dan Penerbit Spring--serta ajak minimal 2 teman kamu untuk mengikuti giveaway ini.
- Setelah membaca tautan ulasan saya, silakan menjawab pertanyaan ini, "Jika kalian mempunyai kesempatan, kira-kira kalian akan memilih untuk masuk ke dalam dunia fiksi atau mengajak tokoh fiksi favorit kalian hidup ke dunia nyata?" dan, "Penulis siapa saja yang saya sebutkan dalam ulasan buku The Girl on Paper?"
- Silakan jawab pertanyaan giveaway ini dengan meninggalkan komentar pada postingan ini dan sertakan nama lengkap berikut akun twitter teman-teman.
- Giveaway ini berlangsung selama 1 minggu: 15 Oktober 2016 - 22 Oktober 2016 (ditutup pada pukul 23.59 WIB).
- Pemenang akan saya pilih berdasarkan jawaban teman-teman. Keputusan pemenang tidak dapat diganggu gugat.
Okay, jangan lewatkan giveaway ini ya! Selamat bergabung...
Nama : Heni Susanti
BalasHapusAkun twitter : @hensus91
1. Jika ada kesempatan, aku ingin masuk ke dunia fiksi dan merasakan kehidupan para tokohnya. Sebuah dunia yang pastinya berbeda dengan duniaku, apalagi kalau kisah fantasy, pasti akan sangat seru untuk bisa merasakan kehidupan di sana secara langsung.
2. Penulis dalam ulasan The Girl On Paper : Guillaume Musso, Woody Allen, Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire dan Francoise Sagan.
Demikian dan terima kasih :)
Nama: Dida Darnisha
BalasHapusTwitter: @didarnisha
1. Saya ingin mengajak tokoh-tokoh fiksi kesukaan saya untuk hidup di sini, di dunia nyata. Karena si penulis telah membawaku mengenal dunia mereka, jadi sekarang giliran saya untuk mengenalkan dunia ini pada tokoh-tokoh tersebut. Kita pun butuh hiburan keluar dari dunia kita sendiri, jadi kenapa enggak mengajak mereka ke sini.
2. Aleksandr Solzhenitsy, Umberto Eco, Voltaire, Tolstoy, Stendhal, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre.
Nama: prahasti Suyaman
BalasHapusAkun Twitter: @asti_symn
1. Saya ingin mengajak tokoh fiksi kesukaan saya untuk hidup di dunia nyata, menciptakan cerita baru sendiri antara dia dan saya tetapi dalam alur cerita yang sebenarnya..
2. Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean - Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire
Nama: Nurul Astri
BalasHapusTwitter: @nurulastrirmdn
1. Aku ingin memasuki dunia fiksi dan menjelajahinya. Mengenal tempat-tempat di sana dan menjadikannya destinasi baru. Aku yakin, di setiap tempat pasti ada pelajaran berharga yang bisa dipetik. Begitu pula dengan dunia fiksi.
2. Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama: Larastanie Afdha
BalasHapusTwitter: @Larasta_
1. Aku lebih ingin masuk kedalam dunia fiksi. aku ingin merasakan dunia yang berbeda dengan duniaku sekarang. Masuk kedalam dunia fiksi rasanya seperti terlahir kembali kedalam dunia yang berbeda. Berbeda dunia, berbeda masalah. Mungkin juga, aku didunia fiksi akan mendapatkan masalah yang belum pernah aku dapatkan di dunia nyata. tapi masalah apapun yang akan aku dapatkan akan kujadikan pelajaran hidup.
2. Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire dan Francoise Sagan.
Nama : Tri
BalasHapusTwitter : @tewtri
1. Mengajak tokoh fiksi untuk hidup di dunia nyata. Sudah jelas bahwa dunia ini lebih terbatas dari dunia fiksi tapi setidaknya saya juga ingin memberikan kesempatan untuk tokoh favorit saya untuk dapat merasakan pengalaman lain di luar dunia mereka. Di sini. Bersama saya, mereka bisa mencoba untuk menjadi manusia seutuhnya yang hidup bebas. Tidak lagi terkurung juga terikat dengan alur yang diciptakan orang lain.
2. Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire, Francoise Sagan.
Nama: Rohaenah
BalasHapusTwitter: @rohaenah1
Jawaban:1. Saya akan mengajak tokoh fiksi favorit saya hidup ke dunia nyata agar bisa menjalani kehidupan bersama saya. Dan saya berharap akan berbahagia dengan dia,dan dia pun akan merasakan itu bukan cuma kebahagiaan semu seperti di dunia fiksi.
2. Aleksandr Sorzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire dan Francoise Sagan.
Nama: Nurwahidah
BalasHapusTwitter: @wawha_cuza
Instagram: dearlangit
jawaban:
1. Aku pengen sekali-sekali masuk ke dalam dunia fiksi. Pengen ngerasain aja gimana sih rasanya masuk ke dunia fiksi gitu. Yah, bisa berpetualang sama Harry Potter, Sherlock Holmes. Atau temenan sama Edward Cullen. Hahha..
2. Guillaume Musso, Tom Boyd, Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen,Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire.
Terima kasih atas kesempatannya, semoga aku bisa menang.
Bintang Maharani
BalasHapus@btgmr
1. Saya memilih untuk mengajaknya hidup ke dunia nyata bersama saya. Senang rasanya bisa mewujudkan sesuatu yang menjadi dambaan atau kesukaan - yang selama ini hanya bisa dibayangkan - akhirnya terwujud menjadi nyata; dapat dipandang, disentuh, diajak berbicara dan berdiskusi. Seperti punya teman baru kesayangan.
Saya lebih suka tetap di sini, di dunia saya yang sekarang. Dunia nyata yang tak makin penuh dengan ilusi seperti dalam fiksi. Dunia nyata di mana saya adalah tokoh utama untuk cerita saya sendiri. Dunia nyata di mana saya yang menjadi sutradara yang mengatur hidup saya di sini - bukan dimotori oleh orang lain (penulis).
2. Guillaume Musso, Woody Allen, Aleksandr Solzhenitsyn, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire, Francoise Sagan.
Nama: insan gumelar ciptaning gusti
BalasHapusakun: @san_fairydevil
"Jika kalian mempunyai kesempatan, kira-kira kalian akan memilih untuk masuk ke dalam dunia fiksi atau mengajak tokoh fiksi favorit kalian hidup ke dunia nyata?" dan, "Penulis siapa saja yang saya sebutkan dalam ulasan buku The Girl on Paper?"
Membawa tokoh favorit ke luar dari dunia mereka dan masuk ke dunia nyata. Aku ingin menunjukkan bahwa dunia nyata tak seindah dunia dongeng, tetapi masih jauh lebih untuk menjadi tempat tinggal. Bahwa hal-hal indah yang selalu terjadi di dunia dongeng, tak selalu terjadi di dunia nyata.
Guillaume Musso, Tom Boyd, Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire
Nama : Ratnani Latifah
BalasHapusTwitter : @ratnaShinju2chi
"Jika kalian mempunyai kesempatan, kira-kira kalian akan memilih untuk masuk ke dalam dunia fiksi atau mengajak tokoh fiksi favorit kalian hidup ke dunia nyata?" dan, "Penulis siapa saja yang saya sebutkan dalam ulasan buku The Girl on Paper?"
1. Karena saya sudah menjalani kehidupan nyata, maka sesekali saya ingin berpetualang ke dunia fiksi. Ingin menapaki dunia yang tidak pernah saya tapaki itu perjalanan yang menyenangkan. Tentunya sambil menyerap berbagai pengetahuan dan pembelajaran. Saya tahu tidak ada dunia yang sempurna, tapi mengambil pengalaman dari kekurangan bisa menjadi pembelajaran hidup yang berharga.
2. Woody Allen, Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire.
Nama : Ipeh Alena
BalasHapusTwitter : @ipehalena
1. Kalau saya punya kesempatan saya mau masuk ke dalam sebuah buku dan jadi salah satu tokoh fiksi untuk bertemu dengan BONG! Pengen tau gimana gaya eksentriknya, nyelenehnya, bersinggungan secara langsung dengannya. Sambil KEPO-in rumahnya dia. Terus terus pengen juga tau kenapa dia jadi Lelaki tua yang digemari banyak perempuan muda...hasyemmm kan
2. Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen (dalam buku ini yang disebutkan adalah karya yang ditulisnya, yakni Belle du Seigneur), Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire (murni copas :p)
Nama: Bety Kusumawardhani
BalasHapusAkun twitter: @bety_19930114
1. Aku memilih untuk tinggal di dunia fiksi, kenapa? Karena aku ingin merasakan menjadi tokoh fiksi dengan karakter yg bertolak belakang dari karakterku di dunia nyata. Di dunia fiksi itulah, aku bisa menjelajah tempat-tempat ajaib dan bertemu dengan orang-orang unik bahkan akan mengalami hal-hal di luar nalar yg bisa memicu adrenalin misal: bertarung dengan naga, dikejar zombie, terlempar ke masa lalu dengan mesin waktu, terdampar di pulau yg banyak dinosaurus dll. Jangan lupa kalau ada istilah "dunia nyata tidak seindah di negeri dongeng". Cerita dunia fiksi kebanyakan happy ending😁
2. Guillaume Musso, Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire.
Humaira
BalasHapus@RaaChoco
1. "Jika kalian mempunyai kesempatan, kira-kira kalian akan memilih untuk masuk ke dalam dunia fiksi atau mengajak tokoh fiksi favorit kalian hidup ke dunia nyata?"
»» Masuk ke dalam dunia fiksi.
Biasanya aku cuma bisa menghayalkan segala situasi dan tempat yang ada dalam cerita diangan-angan saja, aku ingin turut serta merasakan langsung, mengunjungi tempat tersebut. Aku ingin melakukan segala hal yang ga bisa aku lakuin di dunia nyataku, misalnya naik gunung, menjelajah keliling dunia jadi backpacker, pastinya seru abis. Bisa jadi seorang petualang, seorang detektif atau pembunuh bayaran, jadi agen rahasia atau jadi seorang divergent misalnya. Melakukan semua hal-hal yang ga akan pernah aku lakukan di dunia nyata. Aku ingin melakukan hal tak terduga yang hanya ada dalam imajinasiku saja.
2. "Penulis siapa saja yang saya sebutkan dalam ulasan buku The Girl on Paper?"
»» Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire, dan beberapa penulis lainnya yang di dalam buku ini disebutkan merupakan penulis-penulis yang karyanya tak lepas dari lingkup baca Tom, juga Guillaume Musso (jika masuk dalam hitungan).
Kejora Anaphalisia
BalasHapus@anaphalisia
Mending masuk ke dalam dunia fiksi deh. Sepertinya lebih seru karena kita ‘hidup’ di sana atas kehendak dari penulis. Melakukan apa pun, berada di mana pun, dan berinteraksi dengan tokoh yang dipilih dari penulis. Tidak hanya asyik pasti menyenangkan. Kalau bisa, sih, saya pengin masuk ke dalam dunia fiksi bergenre fantasi atau horor atau yang paling keren semisal scie-fi?
Oh iya, penulis yang disebutkan dalam ulasan di atas yaitu Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen (Belle du Seigneur), Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire, dan beberapa penulis lain (yang tidak disebutkan namanya)
Nama: Aya Murning
BalasHapusTwitter: @murniaya
1). Aku memilih mengeluarkan satu orang karakter novel ke dunia nyata untuk tinggal bersamaku. Alasan aku memilih ini karena aku masih ragu untuk pergi dari dunia asalku meski ada keinginan besar untuk escape dari dunia nyata yang sangat menjenuhkan. Jika aku masuk ke dalam sebuah novel, akan lebih banyak drama yang akan aku hadapi karena masuk ke sana bukannya tanpa ada konflik baru. Hehehe. Skenario terburuk adalah aku tidak mau jika nasibku tidak akan sama seperti Alice in Wonderland--tidak dapat menemukan atau malah tidak ada jalan sama sekali untuk kembali ke dunia asal. Aku tidak mau sampai terkunci di sana.
Bagaimana jika aku sampai lupa waktu? Bagaimana jika dimensi waktu di sini dan di sana ternyata berbeda durasi? Sudah berapa lama aku berpetualang sendiri? Bagaimana jika aku terkunci? Bagaimana dengan keluargaku dan teman-temanku? Bagaimana mereka akan mencariku yang menghilang begitu saja tanpa jejak? Bukankah itu akan membuat mereka jadi mencemaskanku? Belum lagi aku yang harus menahan rindu karena tak dapat menemui mereka. :(
Sepahit-pahitnya hidup yang kita jalani di dunia nyata, lebih baik tetap dihadapi tanpa harus kabur meninggalkan semua. Oleh karena itu, aku memilih untuk menarik 1 tokoh favorit dari dunia fiksi ke dunia nyata. Hitung-hitung jadi punya teman atau gandengan baru. Uhukkk! xD
2). Guillaume Musso, Woody Allen, Aleksandr Solzhenitsyn, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire, dan Francoise Sagan.
Nama: Diah P
BalasHapusTwitter: @She_Spica
1. Saya lebih memilih membawa tokoh fiksi ke dunia nyata. Bagi saya dunia nyata adalah tantangan yg sebenar2nya yg harus dihadapi. Petualangan yg harus dilalui. Masalah2 yg minta diselesaikan.
Kehadiran tokoh fiksi di dunia nyata berharap bisa mmbantu menyelesaikan permasalahan hidupku, atau minimal bisa memberikan saran dan nasihat berharga tentang apa yg harus kulakukan nantinya.
2. Tokoh2 penuls yg diaebutkan: Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire, dan Musso
Nama: Diah P
BalasHapusTwitter: @She_Spica
1. Saya lebih memilih membawa tokoh fiksi ke dunia nyata. Bagi saya dunia nyata adalah tantangan yg sebenar2nya yg harus dihadapi. Petualangan yg harus dilalui. Masalah2 yg minta diselesaikan.
Kehadiran tokoh fiksi di dunia nyata berharap bisa mmbantu menyelesaikan permasalahan hidupku, atau minimal bisa memberikan saran dan nasihat berharga tentang apa yg harus kulakukan nantinya.
2. Tokoh2 penuls yg diaebutkan: Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire, dan Musso
Nama: Jacq
BalasHapusTwitter: @edgarsoe
1. Aku akan memilih masuk ke dunia fiksi dan bertualang di sana. Anggaplah (sekalian) jadi tokoh utama.
Karena, beberapa aspek dalam kisah nyataku sedang mengalami ... ujian. Dan, bukan sesuatu yang kecil.
Memang, tidak sebaiknya lari dari ujian. Ujian perlu dihadapi agar selesai dan berhasil, lalu dapat kembali bahagia secara utuh. Tapi, boleh, kan, berlibur sejenak dari selesaikan ujian?
Benar, ketika masuk dalam dunia fiksi pun, di sana ada ujian. Mau lari ke mana pun, pasti akan menemui masalah. Dan, kebahagiaan yang menyertai. Semua itu saling mengimbangi, bukan? Sesungguhnya, di mana saja.
Katakanlah, kalau aku ke dunia Harry Potter, aku akan jadi Yang Terpilih, harus berhadapan dengan Voldie dan memberi cahaya dunia. Jelas, berhadapan dengan kematian; langsung, berulang kali. Tapi, setidaknya aku bisa bertemu Draco.
Kalau aku ke Neverland, aku menjadi Peter yang memimpin Lost Boys memukul mundur bajak laut. Tapi, setidaknya aku sudah jadi Peter; hanya mengenal senang-senang.
Kalau ke If I Stay? Mia memang koma, tapi diingatkan arti penting kehidupan dan orang sekitar. Bahwa rasa sayang itu ada. Oh, tambahan juga, bisa mendengar Adam bernyanyi.
Cukup menyenangkan, ya?
2. Penulis yang disebutkan:
Guillaume Musso, Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire, dan Francoise Sagan.
Nama : Cahya W.
BalasHapusTwitter : @cahyawid
1. Saya ingin berkunjung ke dunia fiksi, bermain-main, sekaligus ingin berkenalan dengan salah satu tokoh favorit saya--Bodhi di Supernova Akar misalnya. Saya ingin belajar banyak dari dia, belajar menjadi manusia beruntung salah satunya. Dan tentunya saya berharap diajak backpackeran sama Bodhi. Hahaa
2. Guillaume Musso, Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire dan Francoise Sagan.
Nama: Gusti A.P.
BalasHapusJawaban:
1) Aku lebih memilih membawa tokoh fiksi ke dunia nyata. Aku kan nggak mungkin meninggalkan pekerjaan (dan buku-buku serta kucingku). Misalnya, aku akan mengajak Peter Pan ke dunia nyata dan mengajarinya cara bekerja. Ayahku juga mungkin tertarik untuk memberinya pelajaran soal bagaimana cara menjadi lelaki yang bertanggung jawab. Hahahaha
2) Para penulis itu adalah: Woody Allen (dia juga nulis buku, cek aja di Goodreads), Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire, Francoise Sagan, dan Musso (plus Tom Boyd sendiri sebagai penulis fiktif dalam kisah fiksi ini hehehe)
Twitter: https://twitter.com/onionkiddo
Link share: https://twitter.com/onionkiddo/status/787926836793659396
And here is my instagram account: https://www.instagram.com/nekoyuina/
HapusI've followed both of you :)
Nama: Annisa Fitrianda Putri
BalasHapusEmail: afitriandap@gmail.com
Twitter/IG: afitriandap
1. Hae, Kak Yas. Aku kepengin ke dunia mereka ajalah. Karena dunia mereka seakan jauh lebih menyenangkan di bandingkan dunia nyata. Di sana seakan gravitasi enggak ada, kelemahan enggak ada, kesulitan berujung kemanisan, banyak hal-hal yang rasanya indah dan manis di sana. Daripada di dunia nyata. Lagian merekanya kasihan, enggak bisa beradaptasi wkwkwk.
2. Guillaume Musso, Woody Allen, Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire, Francoise Sagan, dan Tom Boyd
Nama : Gilang Maulani
BalasHapusTwitter & IG : @gemaulani
Jawaban :
1. Aku lebih memilih untuk masuk ke dunia fiksinya. Agar bertemu tokoh-tokoh fiksi yang ada dalam buku tersebut dan menikmati tempat-tempat di dalamnya. Berpetualang di sana bersama tokoh fiksi favorit.
2. Guillaume Musso, Woody Allen, Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire, Francoise Sagan dan tokoh utama novel ini sinpenulis Tom Boyd
1. Elsita F mokodompit
BalasHapus2. Twitter dan IG @sitasiska95
Aku akan lebih memilih mengeluarkan tokoh fiksi ke dunia nyata. Memang, fiksi terkadang terlihat lebih menyenangkan, tapi itu cuma khayalan, hasil proses kreatif, dan imajinasi. Bahagianya juga nggak nyata. Jadi lebih baik ajak dia ke dunia nyata dan mengajaknya mencicipi realita
2. Guillaume Musso, Alexandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire dan Tom Boyd juga penulis, kan meski dia tokoh fiksi 😁
Nama: Cahya S.
BalasHapusTwitter: @ccchhy
Kalau aku mau coba masuk ke dunia fiksi. Di sana ada banyak cerita menakjubkan yang bisa terjadi dan dirasakan sendiri seperti kenyataan. Ada banyak hal di luar logika yang sangat sayang untuk dilewatkan. Aku bisa jadi peran apa pun di sana. Aku bisa mencoba banyak hal baru di tiap novel yang aku masuki. Aku bisa jadi dokter, jadi banker, jadi penyihir, jadi pembalap, jadi putri, jadi peran protagonis & antagonis, jadi superhero, jadi wonder woman, jadi petualang, jadi backpacker, jadi arsitek, jadi manager, jadi CEO, jadi vampir, dan lain-lain. Aku bisa bertarung, bisa terbang, bisa kungfu, bisa abracadabra, bisa berubah kostum seketika, bisa punya kekuatan super, bisa menolong orang banyak, bisa hidup awet muda selamanya, dan bisa yang lain-lainnya lagi. Itu semua bakal jadi suatu pengalaman menarik yang nggak mungkin bisa dibayar atau pun disewakan. Dan aku nggak akan bisa lupakan itu seumur hidup :D
Nama-nama penulis yang disebutkan di post review adalah Guillaume Musso, Woody Allen, Aleksandr Solzhenitsyn, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire, Francoise Sagan (dia penulis skenario, masih termasuk penulis kan?), dan...... Tom Boyd (duh nggak tau deh Tom ini kehitung juga atau nggak hihihi).
Hai, Kak Iyas. Princess mau ikutan, ya.
BalasHapusNama: Nurul Fadhilah Yaumil
Twitter: @dhilayaumil
1. Jawaban pertanyaan pertama, saya ingin mengajak tokoh fiksi kesayangan saya yang jumlahnya banyak itu (iya, saya gampang jatuh cinta, sih!) ke dunia nyata. Saya mau kasih tahu mereka kalau di dunia nyata ada yang lebih fiksi dari dunia mereka. Saya mau mengajak mereka ke tempat-tempat yang lebih indah dari yang digambarkan di dunia mereka. Saya mau kasih tahu ke mereka kalau setting yang mereka jalani di dalam buku, benar-benar ada di dunia nyata. Saya mau mengajak mereka piknik, lalu satu per satu mendengarkan cerita mereka. Saya mau mereka tahu kalau di dunia nyata ada yang namanya tahu kotak dan tahu bulat (yang ini enggak deng).
Khusus untuk tokoh Levi, iya Levi yang itu, saya mau kasih tahu kalau mending dia sama saya daripada sama Cath. Uhuy.
2. Ada Guillaume Musso, Woody Allen, Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire, Francoise Sagan (doi penulis drama kata Om Wiki). Jika pertanyaannya hanya penulis (tanpa embel-embel nyata pun fiksi) izinkan saya memasukkan nama Tom Boyd dalam jawaban (iya, dia penulis, meski dalam dunia fiksi).
Terima kasih.
Shiela Hartiningtyas
BalasHapusTwitter : @ruth_shiela/IG : anastasia_shiela
Jawaban :
1. Tentu saja aku akan mengajak tokoh fiksi favoritku untuk hidup di dunia nyata dan tinggal bersamaku (jika memungkinkan, menjadi pasanganku juga boleh^^).
Alasannya adalah karena aku begitu mencintai kehidupanku yang sekarang, dan aku juga tidak ingin meninggalkan orang-orang yang aku sayangi di kehidupanku ini, seperti keluarga dan teman-temanku, serta
novel-novel yang selalu menemaniku di saat senggang (nanti disana ga bakalan bisa baca novel-novel baru lagi donk.><). Andaikan aku bisa bolak-balik antara dunia fiksi dan dunia nyata, mungkin tidak apa-apa.
Namun jika tidak bisa, tentu aku akan memilih tokoh favoritku itu untuk hidup disini. Selain alasan tadi, aku juga tidak ingin terlibat dalam banyak intrik dan konflik yang ada di dalam novel.
Membacanya sih enak ketika novel tersebut memiliki banyak konflik. Seru malahan. Nah tapi kalau disuruh merasakannya sendiri, bisa-bisa pusing tujuh keliling yang ada.><
2. Penulis yang diebutkan dalam ulasan buku The Girl on Paper adalah :
Guillaume Musso
Woody Allen
Aleksandr Solzhenitsy
Stendhal
Tolstoy
Albert Cohen
Jean-Paul Sartre
Umberto Eco
Voltaire
Francoise Sagan
Bonusnya adalah sang penulis fiksi itu sendiri, Tom Boyd.
Hary Gimulya
BalasHapusTwitter : @angels_rutherfo dan IG : @angels_rutherford88
- Jawabanku mengajak sang tokoh fiksi tersebut untuk hidup di dunia nyata. Bagaimanapun dunia nyata pastinya lebih realistis dan lebih menyenangkan daripada dunia fiksi kan?
Setuju ga? Setidaknya itu yang aku rasakan. Apalagi aku hidup di Indonesia yang begitu indah pemandangan dan alamnya, kulinernya yang beraneka ragam, serta banyak tempat wisata yang
sayang kalau dilewatkan. Jika tokoh fiksi idolaku hadir dalam dunia nyata, sekarang juga akan aku ajak dia menikmati berbagai keindahan Indonesia agar ia pun senang tinggal di dunia nyata dan tidak lagi
memikirkan dunianya.
- Para penulis yang muncul dalam ulasan The Girl On Paper adalah Tom Boyd, Guillaume Musso, Woody Allen, Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire, dan Francoise Sagan
Nama: Erika Putri Gustiana
BalasHapusTwitter/IG: @ErikaGustyana
1. Aku tertarik untuk masuk ke dunia novel. Pengen sekali-kali jadi tokoh utama dalam novel tersebut. Dan karna aku sudah tau alur ceritanya, mungkin aku bisa merubah beberapa adegan yang ngga aku sukai di ceritanya. Diubah sesuai yang kuinginkan. Hihi asik kayaknya yaa. :3
2. Guillaume Musso, Tom Boyd, Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire.
Nama: Anggita Dewi
BalasHapusTwitter: @anggitarav
Ig: @anggita.dr
1) saya akan memilih masuk ke dunia novel. Karena saya takut, jika tokoh-tokoh yang saya ciptakan tidak dapat saya kendalikan seperti di dalam tulisan. Bukan hanya menambah masalah, tapi juga menyeramkan. Siapa yang akan percaya kalau saya mengenalkan seseorang dengan berkata, "hai kenalkan. Dia tokoh dalam novelku" oh gilssss.
Leih baik masuk ke dalam dunia novel, karena saya yang menciptakan tempat itu dan tahu bagaimana karakter masing-masing tokoh. Akan lebih menyenangkan bertemu mereka di dunia asli yang saya ciptakan, itu lebih seperti miracle :')
2) Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire,
nama : Daisy S
BalasHapusakun twitter : @ daisy_skys
"Jika kalian mempunyai kesempatan, kira-kira kalian akan memilih untuk masuk ke dalam dunia fiksi atau mengajak tokoh fiksi favorit kalian hidup ke dunia nyata?" dan, "Penulis siapa saja yang saya sebutkan dalam ulasan buku The Girl on Paper?"
1. Dunia fiksi adalah dunia yang abadi . sebuah dunia yang diciptakan Tuhan kecil yang disebut penulis .Tapi aku lebih suka Dunia nyata yang diciptakan oleh Tuhan dan jika memang diijinkan aku akan senang sekali mengajak tokoh fiksi favoritku masuk dalam dunia nyata . Sebuah dunia yang tak terbatas karena semua kisah fiksi juga berasal dari dunia nyata kan .lagi pula baik di dunia nyata maupun fiksi nggak ada jaminan bahwa kita akan hidup bahagia .malahan bisa jadi hidup lebih penuh drama , action ,dan konflik. pokoknya lebih parah deh.
Daripada terjebak di dunia fiksi aku lebih suka idealis tapi tetap realistis didunia nyata dan mungkin akan terasa lebih bahagia lagi kalau ada tokoh fiksi favoritku ke dunia nyata .Tapi disini akulah tokoh utama , akulah pusat dari naskah cerita itu .Yah meskipun hidup nggak seindah drama korea , FTV film apalagi novel tapi inilah hidup .Sebagai penawar pahit aku memilih menarik tokoh fiksi favoritku ke dunia nyata .Hidup akan terasa lebih bermakna dan berwarna pastinya .
2.Guillaume Musso, Tom Boyd, Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen,Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire.
Nama - jawahirul Arifah
BalasHapusAkun twitter : @jawarifah
"Jika kalian mempunyai kesempatan, kira-kira kalian akan memilih untuk masuk ke dalam dunia fiksi atau mengajak tokoh fiksi favorit kalian hidup ke dunia nyata?" dan, "Penulis siapa saja yang saya sebutkan dalam ulasan buku The Girl on Paper?"
Jawaban :
a. kalo aku pilih mengajak tokoh fiksi favoritku untuk masuk ke dunia nyata. Why ? Karena aku pikir kalo aku bisa ngelakuin hal itu maka nanti akan terjadi petualangan yang seru yang mana alurnya belum ke tebak. Dan bisa menggunakan kekuatan khas yg dimiliki oleh si tokoh favorit untuk diterapkan di dunia nyata. Kalo nanti misi petualangan kita uda selesai, tokoh favorit akan balik ke dunia fiksi lagi dan aku akan menceritakan petualangan ini menjadi sebuah novel fantasi.
Lain halnya kalo aku masuk ke dunia fiksi dalam suatu cerita, yg ada malah aku menghancurkan alur cerita nanti. Selain itu, kalo aku masuk ke dunia fiksi uda bisa ditebak ending ceritanya gimana.
B. Penulis yg disebutkan dalam ulasan novel The Girl on Paper yaitu Guillaume Musso, Woody Allen, Aleksandr Solzhenitsyn, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire, Francoise Sagan, dan Tom Boyd.
Sekian dan terima kasih
Nama : Ratih M
BalasHapusTwitter: @Jju_naa
1. Sekali-kali aku akan memilih untuk masuk ke dalam dunia fiksi. Bukan apa-apa, cuma aku ini tipe orang yang sering baper kalau baca cerita yang menurut aku buagussss tenan, ATAU cowoknya itu bikin klepek-klepek(?), hohoho masalah fangirl. Jadi sering ngayal jadi pemerannya :D--pengen gantiin tokohnya gitu :D Aku juga sering ngerasa ga rela kalau harus nutup itu buku, jadi pengen banget masuk kesitu :D
Terus kalau masuk ke dunia fiksi, aku bebas mau jadi apa aja yang ga bisa aku lakukan di dunia nyata. Baca buku tema kedokteran, bisa jadi dokter. Baca tema chef bisa jadi chef, atau ga tukang nyicip gitu :D #Plakkk
2. -Guillaume Musso
-Tom Boyd
-Aleksandr Solzhenitsy
-Stendhal
-Tolstoy
-Albert Cohen
-Jean-Paul Sartre
-Umberto Eco,dan
-Voltaire.
Nama : Fitriansyah
BalasHapusTwitter / IG : @vitox_Vy
* Yang pertama saya lebih memilih masuk ke dunia fiksi, menikmati setiap alur cerita yang biasanya saya baca dengan utuh, menikmati setiap petualangan, pengalaman, nuansa kelam, bahagia, suasana yang pastinya baru dan membuat kita merasakan sesuatu yg baru .
* Penulis yang dituliskan di review The Girl on The Paper by Diorama Dara adalah Guillaume Musso, Aleksandr Solzhenisty, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire dan penulis fiksi yang menjadi tokoh utama buku tersebut Tom Boyd .
Nama : Fitriansyah
BalasHapusTwitter / IG : @vitox_Vy
* Yang pertama saya lebih memilih masuk ke dunia fiksi, menikmati setiap alur cerita yang biasanya saya baca dengan utuh, menikmati setiap petualangan, pengalaman, nuansa kelam, bahagia, suasana yang pastinya baru dan membuat kita merasakan sesuatu yg baru .
* Penulis yang dituliskan di review The Girl on The Paper by Diorama Dara adalah Guillaume Musso, Aleksandr Solzhenisty, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire dan penulis fiksi yang menjadi tokoh utama buku tersebut Tom Boyd .
Nama: Ana Bahtera
BalasHapusTwitter: @anabahtera
Jawaban:
1. Aku memilih masuk ke dalam dunia fiksi karena aku ingin merasakan bagaimana sekolah di Hogwarts, bagaimana menggunakan sapu terbang, memiliki bahan bacaan yang bisa bergerak sendiri dan punya pak pos yang emmiliki sayap serta berjumpa dengan segala tak biasa aku temui di dunia ini.
2. Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire, Guillaume Musso, Francoise Sagan.
Nama : Damar
BalasHapusAkun twitter : @Damar_BookComa
Aku akan memilih untuk masuk ke dunia fiksi, terutama dunia fantasy atau dunia dalam setting novel-novel dystopia.
Aku ingin merasakan dunia fantasi yang jauh berbeda dengan dunia nyata, merasakan hal-hal yang jauh dari nalar manusia. Dunia yang segala sesuatunya mengagumkan secara ajaib. Aku juga ingin merasakan dunia yang menjadi setting novel dystopia, merasakan dunia yang hampir sama dengan dunia saat ini tetapi dengan tatanan hidup yang berbeda. Sebuah dunia baru yang diimajinasikan sebagai masa depan dari dunia ini, baik dengan kemajuan atau kemunduran zaman.
Penulis dalam ulasan buku The Girl on Paper blog ini : Guillaume Musso, Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire.
Putri Prama Ananta
BalasHapus@putripramaa
1. Jika harus memilih, saya SANGAT YAKIN untuk memilih mengajak tokoh fiksi favoritku untuk hidup ke dunia nyata.
Kenapa?
KARENA SAYA NGGAK INGIN LARI DARI KENYATAAN.
Begitulah jawaban utamaku. Jadi begini, biarlah saya bercerita tentang saya. Akhir-akhir ini saya merasa bahwa hidup ini berkah. Baiklah, kalian yang membaca ini bolehlah menjudge saya bahwa saya ini bodoh karena nggak merasa hidup ini berkah. Dulu, saya cenderung hanya ikut alur kehidupan saja, cenderung pasrah dengan apa yang telah terjadi. Saya nggak punya motivasi yang cukup besar untuk hidup dengan cara "terbaik".
Lalu, datanglah saat ketika saya merasa benar-benar berharga dan hidup ini adalah berkah karena dengan hidup saya bisa menjadi berharga.
saya pilih mengajak tokoh fiksi favorit saya ke dunia nyata dengan harapan kehadirannya di dunia nyata saya bisa menambah motivasi saya untuk hidup dengan cara yang terbaik. Saya ingin menjadi terbaik, siapa saja ingin menjadi yang terbaik.
Tokoh fiksi favorit saya adalah motivasi saya. Saya membaca fiksi untuk mencari motivasi, dan memfavorikan salah satu tokoh fiksi itu berarti tokoh fiksi tersebut membuat saya termotivasi untuk bahagia.
Jika hal semacam ini bisa terwujud, bolehlah saya meminta tokoh itu menemani saya di dunia nyata yang katanya kejam ini padahal sebenarnya hidup itu seperti menakhlukkan kuda liar, agar bisa kita tunggangi, kendalikan, dan bagi kebahagiaan.
2. Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire, Guillaume Musso, Francoise Sagan, dan Woody Allen
Ngomong-ngomong, terima kasih untuk pertanyaannya, Kak. Pertanyaan yang benar-benar membuat saya merenung. :)
Nama: Auliyati
BalasHapusTwitter: @nunaalia
"Jika kalian mempunyai kesempatan, kira-kira kalian akan memilih untuk masuk ke dalam dunia fiksi atau mengajak tokoh fiksi favorit kalian hidup ke dunia nyata?"
Aku akan memilih masuk ke dunia fiksi.
Dalam dunia fiksi, ada banyak hal yg unik dan menarik yg mungkin tidak aku alami di kehidupan nyataku. Dengan masuk ke dunia fiksi, aku bisa merasakan pengalaman yg berbeda dan beragam. Seperti bisa mengunjungi tempat-tempat dalam setting cerita yg belum pernah aku datangi. Bertemu orang-orang dengan karakter yg beragam. Merasakan sendiri pergolakan emosi para tokohnya ketika mengalami konflik. Semuanya bisa menambah pengalaman dan pelajaran hidup yg berharga, karena dalam setiap cerita fiksi selalu ada hikmah yg bisa diambil.
"Penulis siapa saja yang saya sebutkan dalam ulasan buku The Girl on Paper?"
Guillaume Musso, Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire, Francoise Sagan.
Nama : Fakhrina FM
BalasHapusTwitter : @fakhrina_fm
1. Saya lebih memilih masuk dalam dunianya. Kenapa? Agar saya dapat merasakan langsung dunia yang diciptakannya. Menilai kelebihannya dan menilai kekurangannya. Sehingga kita dapat mengubah cerita tersenut supaya lebih menarik lagi
2. Aleksandr Solzhenitsy, Umberto Eco, Voltaire, Tolstoy, Stendhal, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre.
nama lengkap :afifah khoiriyah
BalasHapusakun twitter : @Afifah_1412
1.Aku ingin mereka ada di dunia nyata...walaupun dunia fiksi sangatlah indah, aku hanya ingin hidup di alam nyata dan tak mau jadi bayang2 fiksi. Walau dalam kenyataan aku hidup tak seindah dalam dunia fiksi yg sering kubuat di cerpenku tapi aku lebih bersyukur krna adanya kenyataan akn mudah dipahami ketika aku melakukan dan merasakan nya. Aku benar2 ingin bertemu sherlock holmes dan dr watson dan melihat seta belajar metode memecahkan masalah, walaupun sepertinya itu mengerikan. Lalu aku ingin berjalan2 ke luar negeri dan menemukan pengalaman yg menarik seperti tokoh2 dlm novel di cerita sendiri.dan tokoh vampir dan sbgainya... Mungkin bisa jadi seorang tokoh yg hebat jika di dunia nyata. Tentang teknologi masa depan ada harapan yg membuat itu nyata....bagiku ya ada di dunia fiksi adalah gambaran yg mungkin bisa kita ambil manfaat... Karma kenyataan lebih amazingg dari fiksi yg menawarkan keindahan semu...
2.
Guillaume Musso, Woody Allen, Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire, dan Francoise Sagan, Tom Boyd(tokoh utama yg profesinya sbgai penulis)
nama lengkap :afifah khoiriyah
BalasHapusakun twitter : @Afifah_1412
1.Aku ingin mereka ada di dunia nyata...walaupun dunia fiksi sangatlah indah, aku hanya ingin hidup di alam nyata dan tak mau jadi bayang2 fiksi. Walau dalam kenyataan aku hidup tak seindah dalam dunia fiksi yg sering kubuat di cerpenku tapi aku lebih bersyukur krna adanya kenyataan akn mudah dipahami ketika aku melakukan dan merasakan nya. Aku benar2 ingin bertemu sherlock holmes dan dr watson dan melihat seta belajar metode memecahkan masalah, walaupun sepertinya itu mengerikan. Lalu aku ingin berjalan2 ke luar negeri dan menemukan pengalaman yg menarik seperti tokoh2 dlm novel di cerita sendiri.dan tokoh vampir dan sbgainya... Mungkin bisa jadi seorang tokoh yg hebat jika di dunia nyata. Tentang teknologi masa depan ada harapan yg membuat itu nyata....bagiku ya ada di dunia fiksi adalah gambaran yg mungkin bisa kita ambil manfaat... Karma kenyataan lebih amazingg dari fiksi yg menawarkan keindahan semu...
2.
Guillaume Musso, Woody Allen, Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Tolstoy, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco, Voltaire, dan Francoise Sagan, Tom Boyd(tokoh utama yg profesinya sbgai penulis)
Rini Cipta Rahayu
BalasHapus@rinicipta
1. Aku ingin masuk ke dunia fiksi. Bayangkan saja, biasanya aku hanya bisa berkhayal, tapi sekarang semuanya terasa begitu dekat. aku bisa berada di tempat yang sama dengan mereka, menikmati makanan yang sama, berada di suatu peristiwa berkesan, merasakan yang mereka alami dan sebagainya. Meskipun mungkin sama-sama ada di bumi (di Indonesia maupun luar negeri, bukan kisah fantasi), tapi aku senang bisa menjadi versi lain dari diriku dalam novel. Seperti berakting, menjalani kehidupan yang sama sekali berbeda dengan rutinitasku sehari-hari, memaknai hidup 'teman fiksi' ku dan mengambil inspirasi hidup sebagai pelajaran. Kadang, dengan melihat dari berbagai sudut kehidupan kita jadi lebih bijak terhadap apapun.
2. Tolstoy, Voltaire, Aleksandr Solzhenitsy, Stendhal, Albert Cohen, Jean-Paul Sartre, Umberto Eco