[Resensi Film] - PK (2014)
Sumber gambar: Google image |
Judul Film :
PK (pee-kay)
Sutradara :
Rajkumar Hirani
Produser :
Vidhu Vinod Chopra, Rajkumar Hirani
Penulis :
Abhijat Joshi, Rajkumar Hirani
Pemeran :
Aamir Khan (PK)
Anushka Sharma (Jaggu)
Sanjay Dutt (Bhairon)
Durasi :
153 menit
Genre :
Komedi, Drama, Fantasi
Apa yang akan kita lakukan jika saat kita
berada di kereta api, tiba-tiba ada seseorang yang membagikan sebuah selebaran
atau iklan? Mungkin akan biasa saja jika selebaran itu memberitakan sebuah
informasi yang berisi hal-hal pada umumnya, seperti iklan rumah, kredit motor,
dan lainnya. Tetapi, bagaimana jika selebaran itu berisi sebuah iklan
kehilangan dan pencarian Tuhan? Pasti tidak akan menjadi hal yang biasa lagi
bukan? Ya, inilah yang dialami oleh Jaggu saat dia menaiki kereta api untuk
pergi ke kantornya. Mungkin untuk sebagian besar orang akan mengabaikan isi
selebaran ini, tetapi tidak bagi Jaggu, dia melihat satu hal yang istimewa
dalam iklan tersebut, dan berusaha mengejar si empunya penyebar selebaran.
Adalah PK (pee-kay) orang yang telah
menyebarkan selebaran itu, tampilannya sangatlah unik, memakai baju yang
gayanya sedikit berbeda dengan yang lainnya, aksesoris yang agak sedikit unik
(karena si PK ini selalu membawa sebuah radio besar yang digantungkan di
lehernya), tatapan mata yang selalu melotot, ekspresi muka yang selalu saja
datar, dan tentu saja PK ini selalu mengunyah sirih pinang (cukup unik bukan?).
Setelah usut punya usut, ternyata PK ini adalah seorang alien yang memang
dikirim ke bumi untuk meneliti perilaku penduduk bumi. Tetapi, pada saat
pertama kali dia mendarat di bumi, dia bertemu dengan orang yang pada akhirnya
mencuri kalung yang dipakainya, di mana kalung ini juga merupakan remote control yang berfungsi untuk
melakukan komunikasi dengan planet asalnya, dan tanpa kalung ini PK tidak akan
bisa kembali pulang.
Segala upaya tentu saja akan dilakukan
oleh PK untuk mendapatkan kembali kalungnya, hingga pada akhirnya PK bertemu
dengan Bhairon, orang pertama yang menjadi teman PK di bumi. Dari
Bhairon inilah PK akhirnya pergi ke New Delhi untuk mencari kalungnya, karena
menurut Bhairon, jika memang kalung itu adalah sebuah benda yang berharga, maka
tentu saja saat ini benda itu sudah dipasarkan ke New Delhi.
New Delhi, di sinilah segala kisah baru PK
akan pencarian kalungnya dimulai. Tetapi, tiap orang yang dia tanyai hanya
menjawab, “Hanya Tuhan yang dapat menolongmu, maka percayalah kamu pada Tuhan”,
seperti itulah respon yang diperoleh PK jika menanyakan kalungnya kepada setiap
orang. Dari sini PK mulai berpikir bahwa alangkah hebatnya Tuhan ini, apapun
yang diminta akan dia berikan dengan harga yang murah, dan siapakah Tuhan ini,
sehingga banyak sekali orang yang datang pada-Nya, serta betapa istimewanya
Tuhan ini, sehingga banyak sekali tempat dibangun untuk menyembah-Nya.
Singkat cerita, pencarian PK akan
kalungnya ini juga merupakan pencarian PK akan makna Tuhan itu. Apakah Tuhan
itu benar-benar ada? Apakah Tuhan menciptakan manusia? Ataukah, manusia sendiri
yang menciptakan Tuhan itu sendiri? Ah, begitu banyak isu agama yang diangkat
dalam film ini, jika anda bukanlah orang yang berpikiran terbuka (maaf), maka
lebih baik anda skip saja film ini.
Dalam film ini, seperti terlihat kisah
perjalanan manusia sedari mereka lahir. Kita (manusia) terlahir ke dunia ini
dengan tidak memakai sehelai benang pun, kita berada pada keadaan yang masih
bersih (tabula rasa), apa-apa yang ada di dunia ini tentu saja adalah hal yang
sangat asing untuk kita. Maka untuk itulah, di saat kita berada pada tahap
perkembangan tertentu kita akan menjalani proses perkembangan sesuai dengan
taraf kognitif kita. Pertama-tama, kita akan dipakaikan baju oleh orang tua
kita, agar kita berpenampilan sama dengan manusia yang lainnya. Kedua, kita
akan diberikan makanan dan minuman sebagai pemenuhan kebutuhan dasar kita.
Ketiga, kita akan mulai dikenalkan dengan bahasa (berbicara). Seiring dengan
berjalannya waktu, kita akan menyalurkan hasrat keingintahuan kita untuk mulai
mengenal dan mengetahui apa-apa saja hal yang sebelumnya asing untuk kita,
sehingga pada akhirnya kita dapat mengetahuinya dengan baik. Dan pada sebuah
fase, di mana tiap manusia akan mulai meningkatkan hasrat mereka untuk lebih
mengenal siapa diri mereka, apa tujuan mereka dilahirkan, dan apakah Tuhan itu?
Ya, begitu banyak pertanyaan yang tersimpan di pangkal otak ini, tetapi
terkadang pengetahuan kita tak cukup untuk memberikan jawaban rasa kuriositas
kita.
Pada salah satu scene terakhir di film ini, PK menyatakan bahwa ada 2 Tuhan di
dunia ini. Tuhan yang pertama adalah Tuhan yang menciptakan kita (manusia)
semua, dan yang kedua adalah (sekutu) Tuhan yang diciptakan oleh para pemuka
agama yang senantiasa menggunakan nama agama dan doktrin kitab suci untuk
mendapatkan keuntungan pribadi bagi mereka. Dan siapakah atau apakah Tuhan itu?
Maka, sudah cukupkah pengetahuan kita untuk menjawabnya?
Untuk saya, film ini adalah salah satu
film yang layak dan wajib tonton. Jika kita menyukai hal-hal yang berbau
filsafat, maka film ini akan sangat sayang jika harus dilewatkan. Dan sekali
lagi, untuk menonton film PK ini, anda harus berpikir terbuka.
Primum esse, tum philosophari...
Komentar
Posting Komentar