Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

[Ulasan Buku] - Doctor Zhivago

Gambar
Judul : Doctor Zhivago | Penerbit : Narasi | Penulis : Boris Pasternak Penyunting : Yogaswara | Jumlah Hlm .: 144 hlm Cetakan Pertama, 2007 | ISBN : 979-168-063-9 "Dunia telah kacau balau. Itu adalah bagian dari akibat peperangan, dan kemudian revolusi meneruskan sisanya. Tiba-tiba semua orang merasa bebas, bebas untuk menjadi diri mereka sendiri sebagai orang-orang baru." (Hlm. 54-55) Doctor Zhivago, dikenal sebagai karya terbesar Boris Pasternak. Penulis kelahiran tahun 1890 ini dalam novelnya menceritakan kisah perjalanan hidup seorang dokter muda (Dr. Yuri Andreyevich Zhivago) dari semasa muda hingga ia menutup usia.  Novel ini terdiri dari 14 bab, di mana pada masing-masing babnya menjelaskan tahun-tahun revolusi yang tengah terjadi di masanya. Sebagai contoh, bab kedua dan ketiga yang merupakan masa di mana sedang terjadi Russo-Japanese War , dan bab 9 hingga bab 12 yang merupakan masa Perang Saudara di Rusia.

[Resensi Film] - Inside Out (2015)

Gambar
Sumber gambar: Google.com Judul Film  : Inside Out |  Sutradara   : Pete Docter, Ronnie Del Carmen |  Produser   : Jonas Rivera |  Pemeran   : Amy Poehler, Bill Hader, Lewis Black, Mindy Kaling, Phllis Smith |  Produksi   : Walt Disney Pictures, Pixar Animation Studios |  Genre   :  Adventure, Drama, Family, Comedy, Animation, Fantasy |   Durasi   : 94 minutes Inside Out   adalah film animasi yang diproduksi oleh Pixar Animation Studios dan dirilis oleh Walt Disney Picture pada tahun 2015. Pusat dari cerita film ini adalah Riley Andersen, seorang anak perempuan berusia 11 tahun—dengan kelima emosi dasar yang dia miliki, yakni   Joy, Sadness, Fear, Anger,   dan   Disgust,   di mana kelima emosi dasar yang dimilikinya ini merupakan pusat kontrol yang mengendalikan semua tingkah laku Riley sehari-hari.  

[Fiksi] - Sebuah Wisata Impian

Aku tengah berdiri di depan kelas, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh wali kelasku. Saat yang menjemukan, menyebalkan, dan pada saat-saat seperti inilah aku membenci ayah sekaligus mengasihani keadaan keluargaku. Hanya karena kami tidak mempunyai cukup uang untuk membayar keikutsertaanku dalam kunjungan wisata yang diadakan untuk kelasku, maka aku terjebak dalam keadaan ini.

[Bukan Puisi] - Kita?

Ke mana perginya jemari itu? Yang dulu kerap mencari tanganku untuk mendekap tubuhnya, Ke mana perginya tangan itu? Yang pernah tanpa alpa menarikku untuk bisa berjalan sejajar dengan si empunya? Tak ada lagi senyum kesederhanaan yang dulu kuagungkan Tak ada lagi suara syahdu yang dulu selalu aku ingin dengar Malam Telah Luluh Lantah Pada Abai Yang Tak Kau Tau

[Fiksi] - Makan Malam Kami

Pukul 5 lewat 45 menit. Sudah lebih dari 30 menit yang lalu ayah pergi ke sebuah acara kenduri yang diadakan oleh tetanggaku. Biasanya tak selama ini ayah pergi, apa mungkin karena hujan? Maka ayah agak lama dari biasanya? Ah, aku tak terlalu memikirkan berapa lama ayah pergi, yang aku pikirkan saat ini adalah makan enak, ya, makan enak.

[Fiksi] - Selembar Lima Ribu

Hari senin, 10 menit lagi adalah pukul 7, di mana aku dan adikku saat ini seharusnya sudah ada di sekolah kami. Tapi tidak, kami berdua masih ada di rumah, tetapi telah lengkap dengan seragam kami masing-masing. Aku dengan setelan putih abu-abu, dan adikku dengan setelan putih birunya. Kami berdua telah siap untuk berangkat sedari pukul enam tadi, kami sudah sarapan dengan sisa nasi semalam dan kerupuk yang sudah tak bisa dibilang renyah lagi. Kami berdua duduk di dipan kayu yang ada di ruang depan, sambil mengayunkan kaki kami, kami berdua terpaku pada pagar bambu rumah kami, berharap sosok yang kami tunggu segera datang melewati pagar bambu itu.

[Ulasan Buku] - Vita Brevis, Sebuah Gugatan dari Cinta

Gambar
Sumber Gambar: Google Image Judul: Vita Brevis (Sebuah Gugatan dari Cinta) Penerbit: Jalasutra Penulis: Jostein Gaarder Penerjemah: VAM Kaihatu Jumlah Hlm.: 150 ISBN: 979-3684-26-7 Siapa yang tak kenal dengan St. Agustinus, yang merupakan seorang Uskup, filsuf, sekaligus teolog yang mempunyai pengaruh luar biasa pada sejarah perkembangan pemikiran kekristenan pada abad pertengahan, bahkan banyak dari pemikiran yang berkembang pada masa itu adalah berakar dari Agustinus. Tapi, bagaimana jika ada sebuah sejarah baru yang terungkap mengenai santo yang mempunyai pengaruh besar di masanya ini? Apakah penilaian kita akan tetap sama jika kita mengetahui salah satu sejarah kelam orang yang telah disucikan ini? Apakah Agustinus tetaplah seorang Agustinus dengan pemikirannya yang luar biasa, masih dan akan tetap menempati posisi tertentu pada pemikiran para pengikutnya?

[Resensi Film] - PK (2014)

Gambar
Sumber gambar: Google image Judul Film      : PK (pee-kay) Sutradara     : Rajkumar Hirani Produser       : Vidhu Vinod Chopra, Rajkumar Hirani Penulis          : Abhijat Joshi, Rajkumar Hirani Pemeran       : Aamir Khan (PK)                       Anushka Sharma (Jaggu)                       Sanjay Dutt (Bhairon) Durasi          : 153 menit Genre           : Komedi, Drama, Fantasi Apa yang akan kita lakukan jika saat kita berada di kereta api, tiba-tiba ada seseorang yang membagikan sebuah selebaran atau iklan? Mungkin akan biasa saja jika selebaran itu memberitakan sebuah informasi yang berisi hal-hal pada umumnya, seperti iklan rumah, kredit motor, dan lainnya. Tetapi, bagaimana jika selebaran itu berisi sebuah iklan kehilangan dan pencarian Tuhan? Pasti tidak akan menjadi hal yang biasa lagi bukan? Ya, inilah yang dialami oleh Jaggu saat dia menaiki kereta api untuk pergi ke kantornya. Mungkin untuk sebagian besar orang akan mengabaikan isi selebaran ini

[Bukan Puisi] - Tak Bertitel

Siapa yang nantinya akan kehilangan dari ketidakpedulian ini? Apakah pagi yang kerap riuh oleh sapa kita? Apakah siang yang senantiasa mengobati rindu kita meski sesaat? Apakah senja yang selalu ada untuk kita kembali menuai anak-anak rindu yang terlahir? Ataukah, malam yang tak jarang menyelimuti kita dalam doa sebelum pejam? Adalah perempuan yang pernah kau sebut sebagai perempuanmulah, yang akan merasakan mati pada tiap-tiap waktu yang telah tersebutkan.

[Impresi] - Dialog Pagi di Sebuah Wastafel #1

Pada pagi yang masih dingin, dan juga basah oleh guyuran hujan yang akhir-akhir ini tiada henti mengguyur kota megapolitan yang masih lengang karena sebagian besar penghuninya masih merayakan libur di hari kerja mereka—di sebuah gang yang bermulut pada jalanan, becek dengan sisa hujan yang masih menetes dan terus menetes, juga nampak sepi seperti tak berpenghuni. Sementara itu, di sebuah sudut rumah, pada sebuah wastafel yang menggantung di salah satu dinding dapur yang tak begitu besar, sedang terjadi perbincangan yang riuh. “Aku terlalu lama kotor.” Ucap sebuah wajan kepada piring yang sedang bermalas-malasan. “Bukankah kita semua di sini kotor?” Sahut sebuah sendok teh dari dalam gelas susu yang masih berbekas di dasarnya. “Kenapa kalian masih senang mendebatkan sesuatu yang telah menjadi takdir kita?” Timpal si panci yang nampaknya sudah bosan dengan topik yang tengah dibicarakan. “Apa kalian ingin bertingkah seperti manusia-manusia itu? Penuh drama, saling mencaci maki, bah