[Bukan Puisi] - Nama itu Kamu, Kasih
Aku adalah pemimpi
berida
Hidup dalam buaian bodoh yang sia-sia
Mempercayai khayalan yang terlahir dari pemikiran ruang
hampa
Tetap bertahan pada utas keyakinan yang menyerupai fana
Aku adalah penyusun
puzzle sejati
Berusaha mungkir pada tiap potongan yang kutemui
Mencoba mengganti dengan potongan lain yang aku sukai
Satu hari,
Di musim yang mengembuskan angin utaranya
Bertemu aku dengan seorang pengembara
Pejalan kaki, sama sepertiku
Lama berdiam di persimpangan yang sama, membuat aku dan
dirinya bisa menyelami masing-masing palung kami lebih dalam
Wujud sederhana itu membuatku jatuh hati
Apa lebihnya?
Sosok yang telah lama bersemayam dalam diriku bertanya pada
satu malam
Seperti yang telah lalu, dia selalu sanksi dengan apa yang
aku mau
Mencoba memutar arah laju mimpi yang berjalan lambat
Dia tak mempunyai
lebih
Jawabku pada akhirnya
Dia pucat, penaka rupa dewi malam yang tetap berjaga pada
hari yang mulai lahir
Dia tak mempunyai lebih, ulangku
Dia jauh dari sosok yang lahir dari angan gilamu
Bahkan dia jauh lebih sederhana dari apa yang aku tau
Tapi, itulah kelebihannya
Dia mengingatkanku, bahwa tak selamanya hal sederhana itu
tak berharga
Naïf
Itulah jawab dari mulut mungilnya
Ah, aku tak mau ambil pusing dengan tanggapannya
Toh, ini hidupku
Bukan hidupnya yang dipenuhi hal-hal gila akan harga mati
sebuah kesempurnaan
Aku mengumpulkan sisa keberanian untuk menatap kembali kedua
bola matanya
“Aku telah jatuh hati
kepadanya. Aku harap kamu mengerti itu. Ini adalah hidupku, bukan hidupmu. Tiap
langkah yang akan terlahir adalah satu-satunya dari kakiku. Aku menyukai
hangatnya, aku menginginkannya lebih besar dari pada hadirmu selama ini—aku harap
kamu mengerti maksudku. Marilah kita tetap bersama, tapi biarkan aku hidup pada
hidup yang aku mau—bukan hidup yang kau maui.”
Dia hanya bergeming
Pada selang waktu yang tak lama, dia melahirkan sulur dari
netra kanannya
“Aku akan bahagia jika
kamu bahagia.” Bisiknya pelan di
telinga kiriku, lalu dia memberi kecup hangat pada kening kaku-ku
Aku berdamai dengan
diriku—pada akhirnya.
Like this....
BalasHapus@Wita: Mamacih, Akak.....
BalasHapus